-->

Apakah Pasien Sembuh Corona Paru-Parunya Rusak ?

Dicatnews - Apakah Pasien Sembuh Corona Paru-Parunya Rusak ?. Lebih dari 50 persen pasien terinfeksi corona, dinyatakan sembuh dari Covid-19. Namun, sebuah penelitian menunjukkan beberapa pasien menunjukkan penurunan kapasitas paru-paru setelah pulih. Pasien yang sembuh dari virus corona, SARS-CoV-2, menurut dokter di Hong Kong, secara substansial melemah. Seperti melansir dari Science Alert. 

Otoritas Rumah Sakit Hong Kong telah menemukan pengaruh virus corona terhadap fungsi organ paru. Para ahli medis di negara ini, membuat temuan setelah mempelajari gelombang pertama pasien yang keluar dari rumah sakit setelah sepenuhnya dinyatakan pulih dari Covid-19. 

Pasca Penularan Dari 12 orang dalam kelompok itu, dua hingga tiga orang menunjukkan adanya perubahan pada kapasitas paru-paru mereka. "Mereka terengah-engah jika berjalan sedikit lebih cepat," ujar Owen Tsang Tak-yin, direktur medis otoritas Pusat Penyakit Menular, mengatakan pada konferensi pers Kamis, menurut South China Morning Post. Tsang mengatakan beberapa pasien setelah pulih dari Covid-19, mungkin memiliki sekitar 20 hingga 30 persen dalam fungsi paru-paru. Lebih lanjut Tsang menjelaskan pasien yang sembuh dari Covid-19 dengan organ paru yang melemah, masih dapat melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kapasitas organ pernapasannya.

Dokter asal Belgia, Dr Ignace Demeyer menyebut gejala parah virus corona atau Covid-19 akan menyerang pasien dengan rentang usia 30 hingga 50 tahun.

Wabah virus corona, Covid-19 mengalami kenaikan signifikan. Virus yang menyerang sistem pernafasan ini sedang diteliti ilmuan untuk dicari vaksin yang tepat.

Beberapa pasien positif juga telah menyebutkan gejala awal terjangkiti virus asal Wuhan, China ini.

Selain itu, dokter juga membagikan beberapa penemuan saat merawat pasien covid-19. Ada satu dokter yang membagikan kondisi paru-paru pasien positif corona.

Dokter asal Belgia, Dr Ignace Demeyer menyebut gejala parah virus corona akan menyerang pasien dengan rentang usia 30 hingga 50 tahun.

Dokter yang bekerja di rumah sakit Kota Aalst tersebut juga mengatakan gejala parah juga dialami beberapa pasien yang tak memiliki riwayat penyakit penyerta.

Dia mengatakan hasil CT Scan mengindikasikan paru-paru pasien corona seperti menderita kerusakan paru-paru parah.

"Gambar yang kami ambil kemarin sangat menakutkan," ujar Ignace Demeyer dikutip Tribunnews.com dari New York Post.

"Kondisi tersebut dialami pasien yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Bahkan tidak memiliki penyakit lain seperti diabetes atau gagal jantung."

Peringatan itu dikeluarkan Fakultas Pengobatan Perawatan Intensif (FICM), badan profesional Inggris untuk dokter dan praktisi perawatan intensif yang diterbitkan di The Sunday Times.

FICM menyoroti banyaknya pasien yang mengaku dirawat intensif karena positif Virus Corona COVID-19 telah mengembangkan kondisi yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Satu penelitian yang diterbitkan di Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS menemukan, 17% dari 99 pasien Virus Corona di Wuhan, China, yang diperiksa antara 1 hingga 20 Januari, telah mengembangkan ARDS selama penyakit mereka, seperti dilansir Business Insider, Jumat (20/3/2020)

Studi lain yang diterbitkan dalam The Lancet pada 15 Februari menemukan, 29% dari 41 pasien yang diamati antara pertengahan Desember hingga awal Januari di Wuhan telah mengembangkan ARDS. Sindrom gangguan pernapasan akut ini mencegah paru-paru seseorang dari menyediakan organ vital mereka dengan oksigen yang cukup, menurut National Health Service (NHS).

Ketika COVID-19 mencapai paru-paru, selaput lendirnya yang melapisi berbagai rongga tubuh dan saluran udara menjadi meradang. Menurut NHS, peradangan ini kemudian dapat menyebabkan ARDS, di mana "cairan dari pembuluh darah terdekat bocor ke kantung udara kecil di paru-paru Anda, membuat pernapasan semakin sulit."

Meskipun paru-paru pasien Virus Corona COVID-19 dapat kembali 'tampak normal' setelah enam bulan dengan masalah minimal --seperti melemahnya kemampuan untuk berolahraga--, mereka yang terus mengembangkan ARDS dapat "membutuhkan waktu 15 tahun agar paru-paru mereka pulih," Kata FICM, menurut The Sunday Times.

Belgia dilaporkan pasien positif corona menyentuh angka seribu dengan lima kematian sejak Desember 2019 lalu.

akit akibat Virus Corona COVID-19 memang dapat disembuhkan. Namun, beberapa orang yang pulih dari kasus serius Virus Corona jenis baru ternyata mengalami efek samping.

Para ahli perawatan intensif di Inggris mengungkap, beberapa pasien COVID-19 yang sembuh mengalami kerusakan paru-paru yang mungkin membutuhkan waktu 15 tahun untuk pulih total.

Sumber : Kompas , Liputan 6, WartaKota

1 Response to "Apakah Pasien Sembuh Corona Paru-Parunya Rusak ?"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel